Beberapa bulan
yang lalu, pecinta film Hollywood mulai resah. Karena, pemerintah menaikkan
pajak masuk film luar negeri yang begitu tinggi. Tidak lain lagi itu bertujuan
untuk mendongkrak kepopuleran film-film Indonesia yang saat ini mulai tergeser
oleh film-film luar negeri.
Memang, jika
dilihat-lihat, semakin lama sebagian besar film Indonesia kulitas isi dari
cerita filmnya tak begitu berisi. Kebanyakan produsen film Indonesia lebih
mengincar hasil pasar daripada kelanjutan dari film itu sendiri. Berbanding
terbalik dengan beberapa produsen film dari Hollywood. Mereka lebih
mementingkan kualitas dan kelanjutan dari film itu sendiri. Karena, menurut
mereka jika film tersebut berbobot, maka akan semakin menarik minat dari
penonton film. Dan keuntungun akan semakin melimpah.
Tanpa
basa-basi, kapan hari itu, sewaktu pelajaran Convertasion, yang biasanya hanya
mendengarkan lagu dan bernyanyi, entah kenapa waktu diisi dengan menonton film.
Sebenarnya lebih bermanfaatan mendengarkan lagu dan bernyanyi, karena pasti
film yang ditayangkan itu sudah basi dan membosankan. Dan biasanya, kalau sudah
begitu membuat mata tergoda untuk tertidur. Dan seperti yang kuduga, sewaktu
selesai menonton flm, ada seorang temanku yang tertidur pulas, sampai-sampai
harus 3 anak untuk membangunkannya.
Pada saat itu
film yang ditayangkan adalah Transformers 3 Dark of the Moon. Dan ini sudah
basi banget menurutku. Jadi aku gak begitu konsentrasi dengan film. Aku lebih
sering bergurau dengan teman samping, apalagi saat itu teman sampingku juga ada
yang membawa notebook dan ia malah membuka Facebook. Walaupun begitu, masih
banyak juga anak yang konsentrasi menonton film.
Di film
Transformers 3 itu mengisahkan beberapa robot yang menjadi sekutu manusia. Dan
ia bermarkas di Amerika. Sempat timbul pertanyaan, kenapa harus di Amerika?
Kenapa tidak di Indonesia?. Setelah dipikir-pikir, akhirnya kutemukan jawaban
kenapa para transformers tidak bermarkas di Indonesia. Pertama, bagaimana
caranya coba Indonesia bisa mengetahui kalau di Bulan itu ada tabrakan kalau
pada saat tahun 70-an Indonesia itu Indonesia masih baru punya satelit?. Kedua,
robot-robot transformers itu ngomongnya pakai bahasa Inggris. Emang bisa kalau
pakai bahasa Indonesia?. Ketiga, di Indonesia itu ijin memiliki senjata lebih
ketat dari pada Amerika, belum lagi kalau buat perijinan ke pemerintahnya sama
pemerintahnya diping-pong ke sana kemari. Keburu dikuasai Megatron dunia ini.
Keempat, robot-robot trandsformers itu mesinnya masih mulus-mulus men.
Bayangkan aja kalau mesinnya itu dikasih bahan bakar bbm Indonesia yang sudah
dicampur timbal bermacam-macam gak jelasnya. Bisa-bisa mogok di tengah medan
perang robot Transformers nantinya. Kelima, kalau menuju suatu target, pasti
robot transformers itu lewat jalan raya. Di Amerika enak men, jalannya lebar
dan gak macet, jadi robot transformers kalau lewat bisa cepet. Bayangkan di
Indonesia, udah jalannya sempit, sering macet lagi. Bakal dipatok ayam
rejekinya robot-robot Transformers. Keenam, robot Transformers di Amerika kalau
mau ganti menjadi kendaraan bisa enak mamen, karena di Amerika kendaraannya
bagus-bagus dan cocok buat transformers berkamuflase. Bayangkan di Indonesia,
nanti optimus kalau lewat jalan raya gak usah diberitahu kalau itu optimus
semua orang pasti langsung tahu. Malahan bisa-bisa nanti digandoli sama anak-anak gak jelas. Secara truk-truk di Indonesia itu
kerjanya ngangkut sampah, pasir, material bangunan, dll yang gak kayak
truk-truk di Amerika.
Walaupun
begitu, bukan berarti Indonesia tak berpeluang untuk memproduksi film-film yang
berkualitas. Dengan didukung orang-orang Indonesia yang kretif-kreatif,
Indonesia sangat berpeluang memproduksi film-film berkualitas. Misalakan
Indonesia ingin membuat film yang ada tari kolosalnya seperti India, pasti
Indonesia bisa, buktinya di Opening
Ceremony Sea Games XXVI Indonesia bagus-bagus tari kolosalnya dan mampu
membuat para penonton terkagum-kagum. Dan kalau Indonesia ingin membuat film
yang penuh dengan misteri, pasti bisa, buktinya film horror di Indonesia mulai
menjamur. Dan kalau Indonesia ingin membuat film yang isinya tentang action,
malah jago, buktinya para koruptor Indonesia jago banget kalau melarikan diri.
Jadi Indonesia pasti bisa lah men. Industri per-film-an Indonesia pasti jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar